Pages

Wednesday, April 27, 2011

Surat Untuk Presidenku Tercinta :kiss:

Kepada Yth. Bapak Presiden SBY

di tempat

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Salam sejahtera Pak Presiden yang terhormat. Semoga bapak beserta keluarga baik-baik saja di Istana. Puji syukur Alhamdulillah jika surat ini berhasil sampai ke tangan bapak. Namun bila tidak sampai saya tetap mengucapkan Alhamdulillah, karena setidaknya saya bisa mengutarakan buah pikiran saya. Oke jadi langsung aja ya Pak.

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Salam adalah doa. Benar kan Pak? Mungkin Bapak akan bertanya mengapa saya memberi salam 2 x ? Tentu saja untuk mendoakan bapak, benar tidak pak? Sebelumnya terima kasih bila bapak berkenan menjawab salam saya. Menjawab salam itu wajib kan pak? Sekarang mungkin bapak bingung apa maksud surat saya. Sebelum masuk ke inti permasalahan, bagaimana kalo bapak menjawab salam saya sekali lagi?

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Surat ini sebenarnya berisi sedikit curahan hati, dan masukan untuk bapak. Mungkin juga dapat meringankan derita bapak. Konyol memang bila seorang penguasa menderita. Sebelumnya saya juga tidak percaya bila penguasa bisa menderita. Namun setelah melihat foto bapak sebelum dan sesudah menjadi presiden, saya dapat membayangkan seberapa besar beban yang bapak junjung selama masa jabatan bapak. Oke ga usa berbelit - belit lagi pak. Jujur saja ya pak. Saya menulis surat ini di Dolmen (tempat duduk - duduk dan tongkrong) di sekolah saya. Sambil mendengarkan merdunya bunyi pompa air sumur yang menjadi meja Dolmen. Mungkin bapak agak sulit membayangkan, bagaimana kalo kapan-kapan bapak ke sini?

Mohon maaf pak apabila apa yang telah saya utarakan di atas tidak penting. Saya hanya ingin mengutarakan apa yang ada di pikiran saya pak. Oke sekarang saya ingin mengajukan 1 pertanyaan pak. Mungkin pada prakteknya akan lebih. Kenapa sih gaji WAKIL RAKYAT itu besar? Maksud saya besar jumlahnya pak. Apakah 'wakil-wakil' itu gajinya emang besar? Bagaimana dengan wakil ketua kelas di kelas saya pak? Bahkan mungkin ketua kelas saya juga tidak digaji pak? Bagaimana dengan Wakil ketua RT/RW pak? Apakah karena jabatan mereka begitu remeh, sehingga tidak digaji pak? Mungkin pertanyaan saya bisa dengan gampang dijawab oleh pak presiden. Bagaimana kalo 1 pertanyaan lagi pak? Oh iya sepertinya bapak harus bernapas dulu karena repot membaca surat saya ini. Saya doakan lagi ya pak.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Apakah bapak 'IKHLAS' menjadi presiden? Ikhlas yang saya maksud itu tidak mengharapkan balasan pak. Murni untuk negeri pak. Ya mungkin tidak 100% tapi setidaknya bapak ikhlas kan? Saya percaya bapak ikhlas. Bagaimana dengan mentri-mentri bapak? Apakah mereka ikhlas menjadi mentri? Apakah mereka ikhlas bekerja untuk negeri? Bukan terpaksa karena bapak tunjuk atau hal lain? Saya juga percaya mereka tidak 100% ikhlas. Kembali lagi ke wakil rakyat pak. Mungkin bapak menduga saya akan menanyakan hal yang sama. Tapi apakah jawaban bapak dan saya akan sama? Kalo saya menjawab wakil rakyat tidak ikhlas pak dalam menjalankan tugasnya, bagaimana dengan jawaban bapak? Bagaimana tidak pak? Mereka diiming-imingi gaji besar dan fasilitas mewah. Siapa yang engga mau sih pak? (saya juga mau pak). Siapa juga yang mau mengurus negeri yang sudah carut marut ini tanpa diberi gaji besar dan fasilitas mewah? (saya juga tidak mau pak). Bagaimana kalo kita flashback ke jaman Nabi pak? Jaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu pemerintahan dipimpin oleh Baginda Rasulullah SAW. Benar tidak pak? Walopun tidak hidup pada jaman itu tapi saya yakin pemerintahannya seperti bapak. Banyak pro kontra yang terjadi. Kembali ke wakil rakyat pak. Apakah mereka sama seperti wakil rakyat sekarang pak? Saya tidak berani menyamakan Nabi kita pak. Apakah mereka mendapat gaji? Apakah mereka mendapat fasilitas mewah? Setau saya tidak pak, mungkin ahli agama di pemerintahan lebih paham akan hal ini ya pak. Yang saya ambil dari flashback tadi adalah IKHLAS nya mereka pak. Walopun tidak digaji, tidak diberi fasilitas mewah, mereka tetap ikhlas pak dalam bekerja. Tetapi saya juga berpikir, misalnya cara ini diterapkan pasti tidak ada yang mau menjadi wakil rakyat ya pak. Jujur saja hati saya panas menggebu ketika mengetik bagian ini. Sekarang saya meminta pada bapak untuk membiarkan saya bernafas sejenak pak. Sekarang saya yang akan menjawab salam bapak.

Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarakatuh


Apakah bapak mengantuk ketika membaca surat saya? Semoga saja tidak ya pak. Kalopun mengantuk, sungguh itu nikmat Allah SWT kan pak? Guru saya sering bilang, bahwa ngantuk itu nikmat pak. Oleh karena itu janganlah tidur karena tidur menghilangkan nikmat kantuk. Jika apa yang dibilang guru saya itu benar, maka wakil rakyat itu sering tidak menikmati apa yang diberikan Allah SWT ya pak?
Saya pernah mendengar cerita di salah satu stasiun televisi dari istri bapak. Bahwa bapak hanya bisa tidur 2 jam sehari. Itu saja jarang terjadi. Benar tidak pak? Pasti bapak bertanya, bagaimana dengan saya sendiri? Saya dengan mantap akan menjawab, jikalau saya hanya tidur 2 jam tentu tidak sehat. Kelak bagaimana saya dapat menggantikan bapak-bapak terhormat disana tanpa tubuh sehat?


Kok bisa saya percaya apa yang diutarakan oleh istri bapak? Tentu saja bukan karena beliau istri orang no.1. Tapi saya percaya karena sekali lagi melihat wajah bapak sebelum dan sesudah menjadi presiden pak (dari kantung mata bapak). Mohon maaf bila saya sok tahu pak. Bagaimana dengan wakil saya pak? Wakil rakyat maksudnya. Saya tidak tahu berapa jam mereka tidur. Saya juga tidak mengamati wajah mereka sebelum dan sesudah mereka menjadi wakil rakyat (bisa muntah saya mengamati wajah mereka pak). Izinkan saya bertanya lagi pak. Kerja mereka selain nongol dan absen di gedung kehormatan itu apa sih pak? Apakah mereka macul di rumah? Apakah mereka menjadi kuli bangunan? Kok bisa sering sekali mereka tertangkap kamera ketika sedang rapat? *atau apapun itu pak. Bahkan banyak bangku kosong ketika rapat penting pak? Mending bangku tersebut untuk sekolah saya pak. Bangkunya sudah reyot!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

 Menjawab salam itu wajib hukumnya pak, benar tidak? Tenang saja pak, sebentar lagi bapak tidak akan repot-repot menjawab salam saya. Karena sebentar lagi bapak akan melihat ujung surat saya pak. Selagi bapak bernafas lega, saya juga sedang berpikir pak. Dari dulu saya wakil rakyat minta naik gaji, benar tidak pak? Tentu saja rakyat langsung merespon keras, benar tidak pak? Sebenarnya apakah bapak-bapak yang di atas sana pernah berpikir untuk menuntut penurunan gaji pak? Bagaimana respon rakyat menurut bapak? Tentu saja rakyat mungkin akan merespon, "dasar wakil rakyat gendeng minta turun gaji!!". Itu hanya kemungkinan lho ya pak. Naik gaji salah, turun gaji juga salah. Memang repot pak. Tetapi hidup itu pilihan, benar tidak pak? Kalo saran saya sih ya pak, bagaimana jika gaji mereka dipotong pak? Ya tidak hanya wakil rakyat. Pokoknya bapak-bapak dan ibu-ibu yang di atas sana pak. Misalnya saja 1/4 dari total gaji masing-masing dari mereka pak. Kan lumayan pak. Bisa untuk dana membangun lapangan pekerjaan baru. Bisa untuk membangun rumah susun. Bisa untuk membantu anak-anak miskin. Bisa untuk membantu sekolah saya pak yang kekurangan lahan. Bisa juga menjadi cara untuk menguji rasa keikhlasan mereka dalam bekerja. Benar tidak pak? Daripada mereka kebanyakan uang pak? Malah untuk beli GalaxyTAB dan menonton yang tidak-tidak, bukannya itu dosa pak? 

 

Mungkin bapak akan berpikir. Jaman nabi ya jaman nabi, jamannya saya ya saya. Ya silakan saja bapak berpikir seperti itu. Toh saya hanya sedikit berbagi cerita tentang flashback masa lalu. Memang ga mungkin sih pak mereka ga digaji, mereka kan butuh uang untuk membeli GalaxyTAB!

 

Jujur saja pak saya sudah capek. Capek duduk pak. Namun saya jadi mengerti penderitaan wakil rakyat di sana pak. Kalo begini caranya saya juga ga mau pak, kerja duduk lama tetapi tidak digaji. Resiko AMBEIEN pak!!

 

Demikian pak surat dari saya. Moga-moga surat ini bisa memberikan sedikit inspirasi untuk bapak. Sungguh saya sangat senang apabila surat ini dilirik oleh bapak. Saya juga senang dapat mengutarakan buah pikiran saya pak. Mohon maaf pak apabila bapak menjadi pusing atau nervous membaca surat saya. Akhir kata, mungkin ini salam terakhir saya pak.

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Purwokerto, 27 April 2011

Tertanda,


Generasi Penerus Bapak

Friday, April 15, 2011

Mengenang Udeng Pink ku *Terharu

Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Gara" liat poto" yang baru diaplot di FB *tentang Bali tentunya. Ane jadi teringat ma udeng yang ane beli disana. Hueeeeeeee.
Yaaa sebenernya gapapa si, cuman agak ada sedikit kenangan tentang udeng itu *dan banyak dipake orang, bzzzz.
Oke untuk mengenang udengku yang entah kemana dan dimana dan gimana kabarnya sekarang, ane mau post puisi yang khusus ane buat untuk udengku tercinta :D
*Btw karena Udeng Pink terlalu panjang, jadi ane singkat jadi UP :)
keeps scrolling down :)

Udeng Pink Q~


UP ku. . .
Engkaulah satu satunya
UP ku. . .
Warnamu yang merah muda
Membuat diriku terpesona~


UP ku. . .
Selama di Bali. . .
Kau dipakai orang" yang kucintai. . .
Dipakai orang setampan ini *nunjuk diri sendiri
Dan ada kenangan manis tersendiri :p


UP ku. . .
Sekarang entah kemana kamu
Nasibmu sungguh tragis
Luput tertinggal di bis


UP ku. . .
Sekarang aku hanya bisa berdoa
Tapi ku tak pernah putus asa
Tuk mencarimu yang entah kemana


UP ku. . .
Semoga kau ditangan yang benar
Semoga kau difungsikan dengan benar
Bukan tuk bungkus mendoan atau kacang. . .

By: Fadhilaz "oepil" Digdaya Haq
Mengenang 6 Hari Hilangnya Udeng PINK

Wednesday, April 13, 2011

Paradiso!!

Yeah gue pulang dari Bali!! Dengan sejuta kenangan!! Indah dan memalukan!! wkwkkwwk
Tapi ada satu lagu yang bisa ngerangkum itu semua. Nih dia liriknya...

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Reff:
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Back to Reff:

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

Lirik Lagu Sahabat Kecil (OST Laskar Pelangi) - Ipang BIP

Yang mau download cari aja di stafaband ato di 4shared *males ngasi link :p
Oke segitu aja posting gue, nanti kalo uda punya fotonya ane apdet deh *yang entah kapan gerangan, hahahahha, By The Way. . .
Happy Ujian Nasional!!

Saturday, April 2, 2011

Melanjutkan posting yang tertunda II

Yeay! Ane mosting lagi!! Sekarang ane lanjutin pengalaman ane ke Jogja bedua ma temen ane *uda kayak homo kurang makan daging --. Soooo cekidoooot!!

Yups! Kita makaaan! Ane mesen soto ntah knapa, mungkin mulut ane lagi pengen nyruput kuah soto. Sedang si Mr. T mesen gado - gado, mungkin karena dalem program diet --. Nyam nyam nyam, setelah makan panjang lebar *lho? kita bedua melanjutkan perjalanan ke rumah temen kite (sebut aja Mba C).
Jalaaaaaaaaaaaan terus. Ampe ketemu SD apa gitu, kita mbelok masuk ke gang. Ane kira cuman masup gang doang, eh ternyata jalaaaaaaaaaaaan lagi jauh banget. Uda gitu tambah kelewatan en salah mbelok pula *maklum aje 2 cowo lengob ga tau jalan Jogja. Akhirnya dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa kita bedua berhasil nemu rumahnye *sujud sukur. Ternyata eh ternyata orangnya lagi pergi *nangis darah.
Trus kita bedua akhirnya milih buat jalan" bentar buat tau lingkungan. Kita telusur telusut telusuuuurr, tidak lupa foto" tentunya, kita nemu masjid. Karena uda masuk waktu solat *dan tentunya uda lewat, kite sholat dulu, tidak lupa dijamak. Selese solat, kita bedua milih balik ke rumah Mba C.
Ampe di rumahnye kita langsung masuk *dengan malu", ke kamar yang sudah disediakan (uuuuh baik banget si Mba C ini, kalo ga baik uda kita berdua garap mungkin *senyum setan). Kemudian kita istirahat sambil ngobrol" dan main iphone *baru pertama kali megang. Sampe magrib lewat kita bedua milih buat nyari angin ke malioboro *padahal ga beli apa" cuman nyari makan, hahahahah.
Selese makan, kite balik ke rumah Mba C, trus tidur deeeeh *uda mulai bosen ngetik --
Besoknya dengan bermodalkan uang dan tampang lengob, kita berdua ucuk" ke arah halte TransJogja (Muuuuuuaaah muah muah, seneng banget ada transjogja, kalo ga ada uda tinggal kancut doang mungkin kite --). Muter" ga genah, trus kita berdua setuju ke Prambanan. Ternyata eh ternyata transjogja yang ke prambanan cuman satu trayek. Akibatnya ane ma si Mr T desel"an nyium ketek orang (ga ada yang cantik pula). Kadang juga ngetawain bule yang plengas plengos, ato ngeliatin orang teler *tidur maksudnya.
Akhirnya setelah sekian lama menunggu, bergantungan di dalam bis, nyampe juga di halte prambanan. Dan ga cukup ampe disitu keselnya, ternyata masih kudu jalan lagi *kringet bercucuran. Uda gitu pas mau nyebrang nakutin banget, mobilnya kenceng". Tapi tak apa, nyampe di prambanan en bayar tiket masuk dan milih yang paketan + Candi Ratu Boko, kita akhirnya milih ke ratu boko dulu naik shuttle bis.
Setelah nanjak turun ga genah, kite nyampe juga. En suer deh, perjalanan ane ke Jogja kali ini yang paling berkesan di Ratu Boko. Karena selain ane banyak poto", daerahnya juga seger en luas. Ga ada abisnye!!
Selese dari ratu boko kita liat prambanan. Dan... ga ada apa"nya dibanding Ratu Boko --. Sempit dan ga bisa dinaikin candinya --. Karena bosen en laper, kita keluar dari tuh komplek candi, trus makan pecel yang mahalnya minta ampun *ga kenyang pula. Selese makan, ternyata ada kabar gembira. Bonyok ane di Jogja!! Jadi ane bisa numpang balik ke Purwokerto!! Yihay!!
Trus kita berdua ngarah ke Malioboro lagi karena bonyok ane lagi belanja disitu.
Dan... kita pulang :D

Selesai postingnya!! :D
Tunggu posting selanjutnya :D